Minggu, 16 Desember 2012

Generasi Cinta Islam (I)

Meneladani Sahabat Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam

Dari sini Bermula  . . .
Kegelisahan

Umat Jahil terhadap Islam

Generasi muda saat ini ketika ditanya cita-citanya ingin jadi apa? jawabannya adalah cita-cita individualistik, selalu keberhasilan dirinya sendiri. Jarang ada jawaban ingin mewakafkan jiwa dan raganya untuk Islam. Mari kita cetak generasi cinta Islam dari kanak-kanak hingga dewasa dalam rangka meneladani sahabat Nabi Shallallahu'alaihi wasallam

Cinta . . .Cinta itu membutuhkan energi, cinta itu butuh penyulut, dari mana kita memulai cinta? 
Harus dimulai dari kegelisahan, bukan kegalauan. Kegelisahan adalah istilah yang lebih visioner daripada galau. Sebagaimana Rasulullah menyingkir dan berkontemplasi di Gua Hiro' gelisah karena umatnya yang jahil, dan kita juga gelisah terhadap ummat yang jahil kepada Islam

Saat ini banyak terjadi gejala kemajuan spirit kedekatan kepada Islam, dikalangan para artis , spirit religius makin menguat, ketika sudah memperoleh kepopuleran, ingin mendapatkan kedamaian hidup, mereka kembali kepada Islam, dengan memakai pakaian muslimah. Setelah umat Islam di dahului oleh kejahilan, mereka kembali kepada Islam. Kita sendiri yang gelisah juga patut dikasihani: karena pengetahuan kita tentang Islam masih terhitung minim.

Kemusyrikan, kemungkaran merajalela
Apalagi di Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana kemusyrikan banyak sekali, seperti ada ratu yang sangat cantik "Ratu Laut Selatan" . . . Ini harus menjadi energi kegelisahan

Hukum Allah tersingkirkan dari kehidupan masyarakat
Kalau secara pribadi masih bisa kita laksanakan, misalnya tentang masalah shalat, shaum, ibadah haji, tapi secara umum belum.

Ummat terzhalimi dimana-mana
Ketika kita melihat Suriah, Yaman, Rohongnya, Gaza, kita sampai pada kesimpulan Umat Muslim itu "kal jasadil waahid" seperti satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuhnya merasa sakit, maka anggota tubuh lainnya akan merasakan demam.

Nasionalisme, Liberalisme mendominasi
Kita masukkan Nasionalisme disini, karena Nasionalisme selalu menjadi jembatan yang membuat musuh-musuh Islam bisa menzhalimi Islam. Mengapa? Misalnya di Suriah: Ketika Ummat Islam ingin memperjuangkan Islam mlawan Bashar Assad (Bashar Assad sampai memaksa kaum muslimin untuk mengatakan "Laailaaha illaah Assad-nama Bashar Assad- jika tidak maka akan diperangi, dibunuh, dibantai), ternyata orang-orang berpaham Nasionalisme membuat perhimpunan yang terdiri dari berbagai tokoh agama, kristen, yahudi, islam Nasionalism, dll untuk melawan Umat Islam yang kekeh mempertahankan aqidah Islam, maka Aqidah Nasionalism ini bisa menjadi penyakit.

Gak usah jauh-jauh Suriah atau Syiria, disinipun seperti itu. Orang-orang menepuk dada sebagai Nasionalism yang dekat dengan Barat dan Amerika. Kemudian Orang yang komitmen dengan muslimnya jauh dan memusuhi/dimusushi Barat dan AS. Jad Yang  sebenarnya yang anti penjajah siapa? Adalah Kaum Muslimin yang banggsa dengan Islamnya.

Solusi kegelisahan tadi, siapa yang akan memikulnya . . ?

(Ketika menulis ini saya teringat sebuah kalimat: "Seonggok kemanusiaan terkapar, Siapa yang memikulnya?  jika tak ada,  biarlah aku yang memikulnya" perkataan salah satu ustadz terkenal di Indonesia)
Solusi kegelisahan tadi, siapa yang akan memikulnya . . ? kita sudah memiliki :


Peta antara Umat Islam dengan Mahasiswa Muslim

Mahasiswa Muslim : Muda, Terpelajar, Energic, Bebas (Bebas disini artinya adalah bebas dari kepentingan politik dan motif-motif yang tidak benar), kreatif, pinter, optimis, berani bercita-cita, idealis.

Umat Islam: Gemuk, Loyo, Jumud, Frustasi, Sibuk dengan remeh temeh.

Kita sudah tau solusinya: harus dibebaskan dari masalah-masalah itu

Pertanyaannya sekarang adalah:

"MAN YU'ALLIMU AL-JAROSY?"

Jarrosy disini artinya klinthingan (lonceng yang dikalungkan seperti dikalungkan pada leher kucing)

konon katanya, karena namanya konon katanya, riwayatnya gak usah dipercaya, konon katanya ada musyawarah nasional bangsa tikus untuk melawan nasionalism bangsa kucing, agar bangsa kucing tidak menerkam mereka. Bangsa tikus menemukan kegelisahan dan sudah menemukan solusinya. Maka, agar  bangsa kucing tidak menerkam mereka, dikalungi klinthingan agar sibuk sehingga tidak menerkam.

Nah pertanyaannya adalah: "MAN YU'ALLIMU AL JAROSY?"
"Siapa yang akan ngalungin klinthingan ke Leher Kucing?" 
karena mungkin yang pertama yang akan jadi mangsa.

Kegelisahan dan problem, juga bekal solusi sudah ditemukan. Pertanyaannya: Siapa yang akan memikul tanggung jawab ini?
Biasanya bercandaan dalam bahasa arab: " Soohibul ushuul mas-uulun" siapa yang punya usul dia yang tanggung jawab"

Pada zaman Nabi Musa 'alaihissalaam yang berani mengambil resiko adalah PEMUDA

Tidak ada komentar:

Ya ALLAH . . .berilah aku sebuah hati yang sungguh mencintai-MU, sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-MU, bukan mencintainya sekedar cintaku . . .