Sabtu, 23 Juni 2012

Usaha mengejar sebongkah harapan : "Al-Azhar" . . .

Jakarta, 24 Juni 2012 09:53


     MAN 4 Internasional, Jakarta 

Aku berangkat ke Jakarta Hari Kamis siang bersama Dek Fa dan Dek Nid dengan bus, dan sampai di Jakarta sekitar jam tujuh pagi sampai terminal Lebak Bulus, kemudian menuju Mampang nglewatin Pondok Pinang, tempat untuk Tes Azhar besok paginya dan alhamdulillah sampai di Rumah Mamahnya Dek Fa  sekitar jam sembilan pagi . . .Hmm . . .perjuangan kami ngebis semaleman ndak usah di ceritakan ya, subhaanallah, safar itu memang ta'ab (lelah) dan menyiksa, tiga manusia terkapar, mabuk,pusing, dll tapi jaza'nya subhaanallah, insyaALLAH doanya makbul . . .

Hari pertama di Jakarta,  kami menghabiskan waktu untuk istirahat, kemudian ba'da zhuhur sampai jam dua belas malam lebih belajar persiapan untuk besok paginya, pagi-pagi setelah qiyamullail belajar lagi sampai shubuh jama'ah, belajar sebentar, beres-beres, sarapan dan sekitar jam enam pagi kami bersiap menuju tempat tes di MAN 4 Pondok Pinang Bekasi

Aku senang sekali, ketika di Perjalanan, di dalam Kopata Dek Nid meletakkan kepalanya di Bahuku, ku elus kepalanya dengan tanganku macam adekku sendiri, aku tau dia masih pusing akibat perjalanan kemarin, dan hal lain yang membuatku bersuka cita adalah aku kembali melewati Kampus LIPIA, ku SMS ustadzah-ku yang di Solo bahwa dian kembali melewati kampus LIPIA lagi untuk yang kedua kalinya, setelah dua tahun yang lalu pertama kalinya dian menginjakkan kaki di LIPIA. Aku senang sekali melihat kampus itu, dan ingatanku langsung tertuju ke ustadzahku yang sangat ku kasihi itu. "Ini almamatermu kan usth, bisikku dalam hati dan kukirim risalah untuk beliau." 

 Kampus LIPIA Jakarta

Aku juga ingat kepada Teh Iis yang dua tahun yang lalu mengantarkanku dari Bekasi kejakarta selatan hanya karena aku ingin liat LIPIA. Sebenarnya aku ingin banget mengunjungi Teh Iis dan uminya kali ini ke Bekasi, tapi karena selain jauh kalau naik angkot dan juga Din malu kalau nanti di tanya-tanya dian jawab ikut tes ke Al-Azhar, Mesir, karena aku nggak yakin umi akan mendukung rencanaku ini, mengingat berbagai pertimbangan tentang diriku, sebenranya sama dengan ustadzahku di Solo yang sebelumnya juga kurang mendukungku karena pertimbangan pergolakan politik yang terjadi di Mesir dan beliau lebih mendukungku melanjutkan studi di UGM.

Ustadzahku yg di Solo ini jarang sekali membalas SMSku kecuali kalau keadaan benar-benar sangat darurat, atau kalau beliau menghawatirkan aku sendirian ke luar kota, seperti dua tahun lalu aku sendirian dan baru pertama kalinya ke kota Jakarta. Ustadzahku terus memantauku dan mengenalkanku ke beberapa temannya di Jakarta, supaya aku bisa juga punya saudara disana, diantaranya mb Erv. Meskipun baru sekali bertemu dua tahun yang lalu, tetapi rasanya kami sudah kenal lama dan sudah akrab jadi saudara. Begitulah niat ustadzahku dulu mengenalkan aku ke Mb Erv, agar aku bisa menjadi saudaranya mb Erv di Jakarta. Pertama kali kami janjian bertemu di Masjid Al-Ikhlas Jati Padang, Jakarta. Masjid yang penuh kenangan tentang Aku, Mb Erv dan Ustadzahku. Masjid perjuangan dimana aku sendirian mencari saudara di Jakarta, dimana ustadzahku berkali-kali mengkhawatirkanku menunggu lama sekali sedangkan di Jakarta tak ada teman dan mau safar sendirian ke Bogor pertama kali seorang diri, dan akhirnya datang saudara bernama "Erv" menghilangkan rasa takutku seorang diri di Jakarta.

  Masjid Al-Ikhlas, Jatipadang, Jakarta.


Setelah kurang lebih 24 jam di Jakarta, tibalah hari tes masuk Al-Azhar Mesir, 23 Juni 2012 di MAN 4 Pondok Pinang Jakarta. Maasyaa ALLAH tes tertulisnya banyak uraian, fahmul masmu', fahmul maqru', imla' cepet banget dan waktunya  keseluruhan mengerjakan sangat sempit (2 jam 100 soal), disamping itu soal pilihan ganda hanya 20% selebihnya lebih banyak menulis, mengisi uraian atau insya'. Keluar dari ruang ujian, rasanya aku baina-baina. Baina (antara) yakin dan tidak yakin. Pokoknya nggak berani memastikan. Tawakkal. Serahkan pada ALLAH saja semuanya.


Keluar dari ruang ujian aku baru tau kalau prosentase ujian tulis kali ini 80%, padahal tahun-tahun sebelumnya 60%. Tawakkal 'alallah beneran. Segala kemungkinan hanya kupasrahkan pada ALLAH saja. Meskipun begitu, aku masih berharap pada ujian lisan, semoga tetap memberikan pengaruh yang signifikan. Aku memohon pada ALLAH semoga ALLAH menolongku di Ujian Lisan.

Ujian lisan kami menunggu sejak jam 11 siang dan aku baru mendapatkan giliran sekitar jam 8 malam, aku dan Dek Nid belum makan nasi sejak siang sampai malam, tapi siangnya Nid beli Siomay satu bungkus (Rp 5000) buat bertiga, Aku, Dek Nid dan Dek Af  (peserta dari jogja yang dulu juga ikut daurah timur tengah di Ma'had Ali, Kami menunggu ujian lisan bareng, duduk bareng, ngafal bareng, curhat bareng dan cerita bareng. satu Nasib. sama-sama belum dipanggil ujian hingga larut malam). 

Aku seneng banget kalau maem apapun bareng Dek Nid, setiap makanan yang dia makan selalu dia bilang "subhanallah, enak banget mb" sama seperti pas kami ke Surabaya, makan soto koya dia juga bilang seperti itu. Mungkin juga karena Dek Nid makan ketika keadaan sudah lapar sangat seperti waktu dulu di Surabaya dan di Jakarta ini. Dek Nid juga nggak seneng sering-sering makan, juga nggak seneng SMS-an, kalau melihat Dek Nid itu rasanya aku ingat ustadzahku, beliau juga seperti Dek Nid. Mereka berdua sama-sama nggak terlalu seneng makan, SMS-an, waktunya lebih banyak untuk muroja'ah hafalan dan konsentrasi, sama-sama  bicara seperlunya karena waktu mereka sangat berharga. Waktu mereka untuk Al-Qur'an yang harus mereka jaga.

        Setiap kali dengar Dek Nid mengaji, rasanya aku ingin menangis, menyesal, mengapa dulu aku tidak hidup di pesantren, begitu pula ketika mendengar suara ustadzahku di Solo mengaji, rasa yang sama kurasakan, Nada yang dilagukan Nida ketika membaca Al-Qur'an seirama dengan nada pondoknya ustadzahku, sampai-sampai karena senengnya mendengar ustadzahku mengaji, aku mencuri suaranya dengan merekamnya di MP3 ketika ustadzah tilawah. Hehe

Terdengarlah panggilan"roqm: miah arba'ah wa khomsuun": aku kemudian masuk ke ruangan ujian, dan berhadapanlah aku dengan syaikh azhar yang berwibawa dan tegas dalam berkata, tapi beberapa saat kemudian aku merasakan, meski syaikh ini tegas, tapi santai mengalir. Asalkan kita jawab dengan PD dan mantap. Aku ditanya tentang: Apa yg kamu ketahui tentang Al-Azhar dan apa motivasimu sehingga kamu ingin kesana? Kemudian kuceritakan tentang perjalanan belajarku yang sebelumnya di UGM dan kemudian masuk Ma'had ali, dan aku senang sekali ketika belajar bahasa arab di ma'had ali karena aku sangat cinta pada bahasa arab, bla...bla...bla... syaikh juga ajak bercanda tentang husni mubarak, dan ngetes tilawah dan hafalan Qur'an, selanjutnya memberikan motivasi kepada kami untuk terus bersemangat, insyaALLAH . . .insyaALLAH . . .begitu beliau selalu berkata setiap kami mengatakan harapan-harapan kami.


           Alhamdulillah, akhirnya berakhirlah rangkaian ujianku tes masuk ke Al-Azhar, Kairo, Mesir semalam aku dapat jatah tes wawancara sekitar jam delapan malam, kemudian naik kopaja P 20 seorang diri pulang ke rumah mamahnya Dek Fa, sampai rumah sekitar jam sembilan malam. Alhamdulillah belum terlalu larut, pasalnya tahun kemarin tes di Sifarah (kedubes) sampai jam sembilan malam, dan tes tahap pertama bulan kemarin di Jakarta sampai jam setengah dua belas malam. tentu saja kalau sudah selarut itu aku nggak bakalan pulang, lagi pula banyak sekali peserta yang dari medan, riau, makasar, dll, beberapa mereka menginap di Asrama Mahasiswa LIPIA, tapi aku yakin kalau hingga selarut itu tentu banyak juga yang nggak berani pulang.

          Aku pulang sendirian, karena Dek Fa sudah mendapatkan jatah masuk siang sekitar waktu dhuhur dan Dek Nid mau pulang ketempat saudaranya di Bekasi bareng adek laki-lakinya yang dari padang yang juga ikut tes tahap dua di jakarta.Aku sudah berencana kalau sampai larut sekali aku mau menetap di Masjid MAN 4 sampai pagi, dan tentu saja disana sejak malam sebelumnya juga sudah banyak peserta (putra) yg pada tidur disana dan bukan tidak mungkin jika tes kali ini juga hingga larut sekali peserta putri pun memilih tetap menetap di masjid MAN 4 hingga pagi kemudian baru kembali ke tempat transitnya di Jakarta.

Alhamdulillah menuju pukul delapan, setelah tes aku langsung bergegas keluar dan mencari bus di luar yang ke arah Mampang, sendirian, sebenarnya agak takut juga, tapi Bismillah semoga ALLAH selalu menjaga. Sewaktu aku meninggalkan MAN 4 Pondok Pinang, Dek Nid masih belum dipanggil, tapi dia aman karena ada mahram kalau pulang malam. Rencana dia dan akhinya mau pulang naik taksi ke Bekasi. Nah, yang paling rawan sebenarnya posisiku, pulang malam-malam dan sendirian, disepanjang jalan aku hanya bisa berdoa kepada ALLAH semoga bisa turun tepat di depan gang Al Falah Mampang karena hari sudah semakin malam saja, dan ini Jakarta, dimana kejahatan paling banyak merajalela, beda dengan Bogor, kalau di Bogor orang-orangnya lumayan lebih adem daripada Jakarta meskipun secara wilayah cukup berdekatan.

Jalan Mampang Prapatan, Jakarta

Sedikit kesasar turunnya tapi tak berapa lama ketemu juga gang AL-Falah menuju rumah mamahnya Dek Fa, alhamdulillah nyampe rumah  sekitar jam sembilan, tapi Dek Fa ketiduran di dalam diketok pintu berkali-kali dan dimiscall gak diangkat-angkat, alhamdulillah sekitar 45 menit kemudian Dek Fa bangun dan bukain pintu, sebenarnya imah udah berusaha untuk tetep melek menungguku pulang, tapi mungkin karena kecapekan ketiduran juga akhirnya.

Alhamdulillah, setelah itu bersih diri dan istirahat, menutup perbincangan singkatku sedari tadi dengan Ustadzah Erinaku dengan tisbahiina 'alal khair yaa habibty :-) alhamdulillah . . .begitulah perjuanganku di Jakarta untuk sebongkah Harapan" Al-Azhar, Kairo, Mesir  . .
         Aku tidak berani memastikan hasilnya, tapi aku masih terus berharap dan berdoa. Aku sudah mengerjakan apa yang menjadi bagianku, selanjutnya kuserahkan pada-Mu ya ALLAH untuk Engkau memutuskan apa yang menjadi bagian-Mu, dan kuyakin setiap keputusan-Mu adalah yang terbaik bagiku. Kuserahkan semuanya pada-Mu ya Rabb . . .

Kota seribu keadaan, 24 Juni 2012 11:29

Tidak ada komentar:

Ya ALLAH . . .berilah aku sebuah hati yang sungguh mencintai-MU, sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-MU, bukan mencintainya sekedar cintaku . . .