Minggu, 19 Agustus 2012

Menjadi seorang guru besar . . .


            Kemarin adekku pulang cerita ttg bu novita, dosen yg baru pulang dari jepang: bliau bilang kalau profesor2 di Jepang lebih menghargai orang yg fokus di jurusannya, jadi apa yg diambil di jurusannya itu yg linier bukan yg lintas jalur, jadi, dia tau seluk beluknya sejak awal, wah aku sedikit Geer dengar ceritanya adekku, alhamdulillah, dulu waktu kuliah aku pernah mengabdi dan bekerja sebagai asisten di lab.breeding, Alhamdulillah sekarang aku mengambil spesifikasi di lab itu lagi, mendalami, meski aku tau lab ini adalah lab berat bagi hampir 90% mahasiswa termasuk aku, tapi bismillah, ini tantangan untukku, untuk menaklukkannya , ,

,dan taukah bahwa hari ini aku membaca pidato professor guru besar genetika Molekuker UNS dalam pengukuhannya sbg guru besar, terinspirasi dari beliau . . .aku juga ingin menjadi seperti beliau . . .mjd guru besar di bidang molecular genetic . . .seperty bu Tety Hartatik, S.Pt., Ph.D seorang doctor dibidang molecular genetic . .

.tetapi aku ingat satu hal . . .aku ingin menjadi ibu . . .Bisakah aku menjadi seorang ibu yg senantiasa mengajarkan Al-Qur'an kepada putra-putrinya, mendidik putra-putrinya agar menjadi seorang mujahid dan mujahidah, menjadi seorang istri yg shalihah, menjadi anak yg shalihah bagi kedua orangtuanya, sekaligus sebagai guru besar di bidang molecular genetic??? Wallahua’lam . . . Hmmm. . .bukankah bunda aisyah juga seutama-utama ummahaatul mukminin, seorang istri yg paling dicintai suaminya, seorang anak yg shalihah bagi orangtuanya dan sekaligus seorang guru besar dalam bidang fiqh wanita dan yg lainnya bagi ummat seluruh alam? . . . ya ALLAH unshurnaa . . .

Tidak ada komentar:

Ya ALLAH . . .berilah aku sebuah hati yang sungguh mencintai-MU, sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-MU, bukan mencintainya sekedar cintaku . . .