Jumat, 03 Mei 2013

Membangun itqon dalam aktivitas


Itqon merupakan kosakata bahasa arab yang secara sederhana dapat diartikan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata rapi dan profesional.
 Secara praktis, setidaknya ada empat poin penting yang membuat sebuah pekerjaan bisa dikatakan sebagai pekerjaan yang itqon:
  1. Melakukan pekerjaan tanpa cacat
  2. Disiplin mentaati rambu-rambu dan tuntutan pekerjaan yang sedang dijalani
  3. Melakukan pekerjaan pada waktu yang seharusnya (tidak menunda-nunda)
  4. Selalu berpikir untuk bisa mengembangkan pekerjaan itu, hingga tidak berjalan di tempat
 Pentingnya Itqon:Itqon merupakan elemen dasar terciptanya kemajuan dalam semua level  kehidupan manusia. Tidak ada prestasi yang bisa dicapai oleh siapapun tanpa dimulai dengan proses bekerja yang itqon (rapi). Setiap kegagalan dan keterbelakangan biasanya selalu dimulai dari satu unsur saja: “kerja yang berantakan”, dan ia adalah lawan dari itqon.
 Islam dan Itqon: Islam selalu mengajarkan umatnya untuk rapi dan profesional dalam menjalankan semua pekerjaan. Bahkan Islam menjadikan hakikat hidup dan mati sebagai sebuah proses untuk menguji siapa yang paling bagus pekerjaan (amal-amal)-nya.
 Allah Swt. berfirman:
 الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (سورة الملك، )
 Artinya: Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Mulk: 2)
 Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw. juga mengingatkan:
 إن الله يحب أحدكم إذا عمل عملاً أن يتقنه
 Artinya: “Sesugguhnya Allah Swt. menyukai bila kalian melakukan sesuatu pekerjaan dengan rapi/profesional. (HR. Abu Ya’la, dan dishahihkan oleh Al Alb)
  Sebab Tidak Itqon dalam Bekerja:Banyak sebab yang mungkin bisa disampaikan mengapa seseorang gagal melakukan pekerjaan secara rapi dan baik. Tapi, mungkin bisa disimpulkan kepada poin-poin berikut:
  1. Melakukan pekerjaan untuk kepentingan materi dan duniawi (tidak ikhlas)
  2. Tidak punya pengetahuan (bodoh), khususnya pengetahuan tentang pekerjaan yang sedang digeluti
  3. Malas dan berkemauan rendah
  4. Tidak atau belum benar-benar menyadari indahnya itqon dalam bekerja
 Bagaimana Membangun Itqon dalam Hidup:
Secara ringkas, mewujudkan itqon dalam hidup tentunya dapat dilakukan dengan mengatasi semua faktor-faktor di atas, yaitu dengan:  
  1. Melakukan pekerjaan tidak semata-mata demi kepentingan materil (ikhlas beraktivitas)
  2. Memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup tentang pekerjaan yang sedang dihadapi
  3. Memiliki kemauan yang kuat
  4. Menyadari indahnya hidup itqon.
  5. Sabar dalam meniti setiap pekerjaan
 Kesadaran Akan Pentingnya Aktivitas
Di atas semua poin-poin di atas, sesungguhnya ada satu unsur asasi yang mesti dimiliki oleh manusia dalam menuju aktivitas yang benar dan terarah. Tanpa unsur ini sulit untuk membayangkan seseorang dapat bekerja dengan baik, bahkan mungkin sulit untuk membayangkan seseorang mau memulai pekerjaannya. Unsur itu adalah: Kesadaran akan pentingnya aktivitas bagi kehidupan manusia.
 Dalam banyak teks Al Quran, Allah banyak memberikan dorongan agar manusia terus bekerja (beramal). Misalnya firman Allah Swt.:
وَالْعَصْرِ إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَات
 Artinya: Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. (QS. Al-’Ashr: 1-3)
 Bahkan hampir penyebutan iman di dalam Al-quran selalu disertai dengan amal shalih (pekerjaan yang baik) sesudahnya. Ini artinya, Islam memandang bahwa keimanan saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan kerja (beramal).
 Dalam ayat lain Allah berfirman:
 وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
 Artinya: Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu…” (QS. At-Taubah: 105)
 Rasulullah Saw. juga selalu mengajarkan umatnya akan arti besar sebuah pekerjaan dalam hidup. Dalam salah satu haditsnya Beliau pernah mengatakan:
إن قامت على أحدكم القيامة وفي يده فسلة فليغرسها
 Artinya: Bila seandainya besok hari kiamat terjadi, sementara ada diantara kalian yang memegang sebuah benih tanaman di tangannya, maka hendaklah ia menanamnya. (HR. Ahmad)
 Imam Ali ra. juga pernah mengatakan dengan tegas: “Bekerja adalah syiar (motto hidup) seorang mukmin”
 Wallahu A’lam
 Qattamea, 30 Juli 2008 
disarikan dr tulisan ust.Irsyad Azizi, Lc.

Tidak ada komentar:

Ya ALLAH . . .berilah aku sebuah hati yang sungguh mencintai-MU, sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-MU, bukan mencintainya sekedar cintaku . . .