Jumat, 27 Juli 2012

Antara Mesir, UGM dan Tahfizh . . .

          Sewaktu aku coba-coba mengirim aplikasi pendaftaran S2, awalnya hanya sekedar mencoba, ternyata aplikasi-ku diterima, beberapa detik kemudian aku mendapatkan SMS dari ustadzah Naf di Madura bahwa ada pendaftaran Mesir dan Sudan. Saat itu juga langsung kuberitau ustadzahku di Solo, ustadzahku tampak mendukungku mungkin agar aku tetap bersemangat belajar, tapi beliau juga memberikan nasihat:

"Kalau mau nyoba tes ke Sudan, Mesir, boleh-boleh saja . . .untuk ukur kemampuan, tapi, soal berangkat ke sana, perlu dipertimbangkan . . .apalagi akhwat, di negera bergolak,,yang ikhwan saja beberapa gak ada kabarnya keluarga cemas"

"antum kan sudah punya spesifikasi ilmu yang tidak dimiliki banyak orang . . .kalau potensi itu ditekuni, jadi tambah prof . . .(profesional,profesor) . . .insyaALLAH banyak maslahat untuk umat, dengan tidak meninggalkan belajar ilmu syar'i . . .kalau antum bisa segera S2, lalu S3 dan punya karya untuk umat, yang tidak bisa dilakukan yg lain subhaanallah . . ."

saat itu kukatakan kepada ustadzahku:
"uriidu an adzhab ilaa bilaadil anbiyaa' yaa ustaadzaty . . .syauqon syadiidan . . .syadiidan" (aku ingin ke negeri para nabi yaa ustadzatu . . .kerinduan yg sangat . . .sangat)

Bliau membalas:
"semoga harapan antum itu bisa menjadi kenyataan . . .siapa tau Alloh kasih antum, jodoh . .yang membawa antum kesana. . ."

Kuucapkan aamiiin , ,,aamiiin . ..aamiin ...dan jazaakillahu khairan atas setiap nasihat beliau kepadaku, aku tau setiap nasihat beliau didasarkan atas ilmu dan rasa sayangnya kepadaku. . .

Ketika tes tahap pertama di surabaya, ustadzah erina dan ustadzahku di Solo, kedua memeberikan support menanyakan kabar ujian dsb. . .disitu terasa sekali bahwa aku punya dua ustadzah yg sangat perhatian . . .
keduanya mendoakan untuk kesuksesan kami  . . .

ketika aku lolos tes tahap pertama keduanya juga mendukung kami, meski aku tau ada kekhawatiran dibalik dukungan ustadzahku yg di Solo untukku ketika aku meminta do'a agar dimudahkan dalam tes tahap berikutnya.

Kata beliau: "Masih tes lagi kan? ma'annajah!" bahkan ketika aku sudah sampai di Jakarta untuk tes tahap kedua, ustadzahku yg di Solo masih mendoakan dan mengucapkan ma'annajah untuk kesuksesanku dibalik setiap rasa kekahawatirannya kepadaku. Sedangkan ustadzah erina beliau sepenuh hari mendukung mimpiku ini 100% bahkan mungkin 1000%, beliau bahkan pernah bilang: nahnu (ustadzat) siap membantu jika diperlukan.


Beberapa waktu kemudian, keluar pengumuman ternyata aku lolos tes tahap 2 universitas Al-Azhar Kairo Mesir dan aku berhak mendaftar ulang untuk melanjutkan kesana, awalnya aku memutuskan untuk tidak berangkat. Ku SMS ustadzahku yg di Solo:

"Din, Nid, dan Fa lulus Mesir. tapi dian gak jadi diambil"

Ustadzahku membalas: kenapa gak jadi diambil, apa pertimbangannya?"

SMSku: "Sudahlah usth. Doakan saja untukku yaa ustadzah, agar Alloh memberikan jalan terbaik untukku untuk kehidupanku kedepan. Aku sangat memohon kepadamu, tolong doakan aku." Aku mengirim SMS itu sambil menangis.

Ustadzahku membalas: "Dulu Han juga ketrima al-azhar gak diambil, terus sekarang ketrima di LIPA".

Beberapa hari kemudian, aku cerita ke kakak kalau aku lolos Mesir tapi gak jadi ambil karena pesawat, dll bayar sendiri, tapi kakak malah nyuruh tetep diambil, kakak bersedia membiayai. Gratis pendidikannya dan peluang beasiswa di dapatkan ketika telah sampai di Mesir, sedangkan segala urusan tiket pesawat, visa, fiskal, dll biaya sendiri.  Tapi, sebuah pergolakan batin besar terjadi dalam diriku, berkali-kali aku istikharah.

Ku SMS ustadzahku:"InsyaALLAH Din jadi ke Mesir, kemarin gak jadi ambil karena non beasiswa, ternyata kakak mau bayarin tiket pesawatnya."

Malam itu, perdebatan antara aku dan ustadzahku dimulai:
SMSku: "Usth . . .sebenarnya aku masih bimbang, tapi kakak sudah mendukung untuk berangkat. Meski ibu, ayah dan adik nggak ndukung, mereka mendukungku melanjutkan S2 di Jogja.Mungkin apa yg kurasa saat ini seperti yg ustadzah rasa dulu, sekarang ana tanya knp dulu ustadzah dari UNS milih ke ma'had dan masuk LIPIA?! Bukankah antum pernah bilang kalau kita menuntut ilmu harus cari yang lebih tinggi lagi, cari yang lebih tinggi lagi? dulu Khad (temenku di Solo) pernah cerita ke ana gitu, katanya antum pernah bilang gitu waktu Khad mau masuk Ma'had Abu Bakar Ash Shidiq, antum bilang cari yang lebih tinggi lagi, cari yang lebih tinggi lagi, mungkin maksud antum LIPIA. antum bilang kalau ke Abu Bakar gak papa tapi ya tetep aja beda, ana juga, sekolah di Indonesia nggak papa tapi tetep aja beda!"

SMS Ustadzahku: iya, wa fauqo kullu dzii 'ilmin 'aliim ( dan diatas tiap-tiap pemilik ilmu ada yang lebih tinggi ilmunya QS 12:76-red) tapi, Mesir bukan satu-satunya tempat.
Dulu teman2 UNS juga ada yg ke al-azhar, tapi gk minat, jauh, gak ada mahram, terus ke milih ke ma'had shighar yang adem, disana bertemu dengan anak-anak hebat, jundi anak kelas SD pulang dari yaman mahir khutbah  (dg arab-red) dan hafal qur'an, memotivasi untuk belajar lagi dan menghafal qur'an."(yang kemudian perjalanan beliau selanjutnya adalah masuk ke LIPIA)

SMSku: "Iya, Mesir memang bukan satu-satunya tempat, tapi sekarang hal itu sudah dibukakan di depan mataku. antum tau setiap hari dalam doaku aku meminta: Ya ALLAH, sampaikanlah kedua telapak kakiku ke negeri para Nabi, ke Bumi Al-Azhar, Kairo, Mesir."

SMSku: "Sekarang dian tanya:"Aku harus Bagaimana?!" (aku SMS ustadzah dengan sangat emosi)

Bisa saja Ustadzahku meninggalkan tak membalas SMSku karena aku marah-marah sama baliau, dan bisa saja belaiu acuh terserah aku mau berbuat apa, toh aku juga bukan apa-apanya, tapi disinilah aku merasakan Ustadzahku sangat sayang padaku. Beliau membalas SMS marah-marahku dengan nada yg adem atau (berusaha tetap adem?). . .

Balasan dari ustadzahku kemudian: "Pilih yang paling syar'i, paling sedikit madharatnya, paling banyak maslahatnya"
ketika aku mendapatkan ini, terasa aku mendapatkan kata2 yang sejuk mengalir membasahi rongga-rongga panas dalam dada dan kerongkonganku . . .
SMSku: "Na'am, ini jawaban yang dian cari pilih yang paling syar'i. paling sedikit madharatnya, paling banyak maslahatnya. Din ingin cinta ALLAH :-) "
"Afwan ya usth kalau tadi ada kata-kata Din yg kurang berkenan di hati ustadzah, jazakillahu khairan atas jawabannya."

Tapi, tiba2 adekku SMS: "Mbak, dimantepin aja pilihan ke kaironya. insyaALLAH, aku, mas, umi dan Bapak semuanya sudah mendukung buat mbak dian ambil ke kairo. Yang penting jangan pernah menyerah buat menuntut ilmu dan meraih mimpi."

Kukirimkan SMS itu kepada dua ustadzahku

Ustadzahku membalas: "Istikharah"

Kujawab:"Din sudah istikharah dan kan sudah Din putuskan tadi, insyaALLAH Din tetap disini :-)"

Dan malam itu Ustadzah Erina menelponku kurang lebih satu jam, mengajakku diskusi tentang keputusanku sekaligus bercerita tentang Al-Azhar dan segala isinya.

Malam itu sudah kuputuskan . . .aku tidak jadi berangkat . . .

Tapi, malam itu juga aku memutuskan bahwa aku akan melepas kedua-duanya, ku SMS kedua ustadzahku.

"Din memutuskan untuk melepas keduanya, Mesir mau dian lepas, yang UGM juga. Din pengin mempersiapkan diri aja untuk menjadi ibu bagi anak-anakku, dian pengin ngafal qur'an, menulis, belajar tentang anak2, belajar bahasa arab"

Ustadzahku membalas:"Kayaknya jangan dilepas dua2nya, sudah diusahakan dengan penuh pengorbanan (waktu, biaya, tenaga, pikiran)

Usth. Erina membalas: "Asal siap dengan konsekuensi, dianggap aneh oleh orang-orang sekitar."

Ku SMS kedua ustadzahku itu:
"Din pengin pergi ke suatu tempat yang adem, macam ma'ha tahfidz yang disitu tidak ada orang yang kenal dian sebelumnya, disitu tenang, sejuk, teduh dan khusyu'. dian pengin pergi ke tempat itu."

Ustadzahku membalas: "Kalau pengin ngafal, jangan setengah2, masuk lembaga.

Usth Erinaku membalas:"Kalau memang mau menghafal qur'an, bismillah lillahi ta'ala, bukan karena . . ."


Akhirnya aku survey ke Ma'had Tahfizh Abu Bakar, Baru datangdan duduk sudah diledekin sama Ustadzah: "Kapan berangkat?" (berangkat ke Mesir maksud beliau, beliau ngece banget ya, padahal sebelumnya di SMS aku sudah sangat jelas bilang kalau aku nggak jadi berangkat.dan aku ingin tahfizh), tapi ternyata orang tua Din tidak menyetujui Din melepas S2nya . . .

Ustadzahku pernah bilang ketika ta' ceritain SMS Usth Erina:(asal siap dengan konsekuensi, dianggap aneh oleh orang2 sekitar), Kata ustadzahku:" iya tidak setiap orang bisa (maksudnya:azhar dan UGM, ujian dua hal yg beda dalam satu waktu), Dipikir-pikir dulu, tahfizh kalau hatinya ngganjel juga nggak bisa, nggak konsen,
Nasihat ustadzahku: "Pilih yang paling membuat hati ayah-ibu ridho aja . . ."

Dan ayah ibuku ridhanya aku S2 UGM . . .

Aku sedih, karena aku sangat ingin menghafal qur'an dan waktuku memanfaatkan usia emas ini tinggal sebentar. Akhirnya aku ingat percakapanku dengan ustadzahku sewaktu dulu daftar beasiswa S2 dan Mesir:

"Usth...kalau ana gak jadi ke Mesir, aku ingin jadi ahli genetika yang hafal qur'an, mahir arab dan english."

Beliau membalas SMSku:
"gitu, boleh juga . . .seperti wakil syaikh huri yang dulu pernah berkunjung . . .kerjanya di bidang teknik, usai kerja, ngafal qur'an . . .arab-english mahir juga . . .insyaAlloh antum bisa juga . . ."

Rabu, 18 Juli 2012

Mencuri waktu . . .

Meskipun ketika padat aktivitas tilawah 10 juz itu bukan sesuatu yang ringan, tapi bukankah tidak ada yang tidak mungkin bagi ALLAH? hanya pertolongan ALLAH yang dapat membawaku kesana . . .
seringkali ditengah aktivitasku di Merapi ini, aku mencuri-curi waktu untuk menyingkir dan menyendiri, untuk memperbanyak tilawahku , , ,entah ketika teman2 ngobrol berkumpul bincang2 tengtang suatu hal, ketika rapat dengan pemuda,  ketika waktu pagi jatah waktu pribadi untuk makan, mencuci, MCK, dsb atau bahkan ketika acara ditraktir teman makan2 di Warung Steak atau bareng2 makan ayam bakar . . ., meski aku menyampaikan bahwa aku tidak ikut makan2 bareng, tapi terkadang temanku yang tidak tega melihat aku tidak makan, sehingga kadang aku tetap dipaksa untuk ikut makan . . .

Beberapa waktu ini aku mulai mencuri-curi waktu sejak pagi hari di sela-sela aktivitas dan pernah suatu ketika tanpa terasa hari sudah beranjak sore sedangkan ternyata aku belum makan sejak pagi atau hari sudah sangat malam namun tilawahku belum selesai, sehingga aku berjuang  menyelesaikan tilawahku hingga jam setengah tiga pagi sampai-sampai aku hanya tidur malam sekitar satu setengah jam saja . . . melawan kantuk, sakit lelah dan segala hal yang merintangi diriku untuk tidak menyelesaikan tilawahku . . .tapi, tidur hanya satu setengah jam dan semacamnya dulu sering kurasakan ketika aku ujian di ma'had ali, jadi 'kenangan' tentang perjuanganku di ma'had ali itu pulalah yang secara tidak langsung juga memberikan peran tersendiri dalam perjuanganku malam itu . . .

Jika dulu aku membaca siroh, ada sahabat yang dalam tiga hari saja bisa khatam qur'an, aku hanya bisa mengucap subhanallah, wah, kagum, dsb, dan rasanya itu adalah suatu hal yang jauh sekali dariku, gak mungkin banget kayaknya, bahkan terlintas dalam angan saja tidak! Mungkin karena tidak pernah ada bayangan bahwa manusia biasa sepertiku bisa mengkhatamkan qur'an dalam 3 hari, jadi rasanya nggak mungkin banget buatku. Jadi, jadi bisa tilawah sehari 10 juz itu adalah hal yang "amazing banget". Apalagi kalau dengar ada sahabat yang ketika bulan ramadhan khatam 60x. Dian cuma bisa takjub tak berkutik. Maasyaa ALLAH . . .

Sebagai penutupan atas SMS2ku kepada ustadzahku tentang tilawah 10 juz selama beberapa hari ini, kukirimkan SMS penutupan buat beliau:

"Ustadzah, Jazaakillahu khairan atas tarbiyah antum kepadaku yang secara langsung ataupun tidak langsung, tapi saya sangat merasakannya...sekali lagi jazaakillahu khairan. Mohon doakan dian ya usth, semoga istiqomah...terutama dalam tilawah, meski rasanya masih lumayan berat karena harus mencuri-curi waktu ditengah aktivitas, semoga tetap istiqomah. aamiin"



Hari ini kubaca do'a khatmil qur'an dibelakang mushhaf, ...aku merasakan bahwa maknanya sangat indah sekali, namun aku belum berani secara eksplisit menuliskannya dalam bahasa indonesia...tapi, aku bisa merasakan doa itu sangat indah sekali . .  :-) Ya ALLAH, rahmatillah kami dengan Al-Qur'an...aamiiin



Minggu, 15 Juli 2012

Rasaku . . .

Untuk yang ketiga kalinya aku SMS ustadzahku, setelah aku menyelesaikan tilawahku pagi ini:

"Ustadzaaaahhh... :-)) :-)) :-) :-) 10 juz dr jam 05.33-10.58. Aq seneng buanget. Emmmmmuachhhh :-) "


Hehe meski aku tau, ustadzah kagak bakal bales, tapi aku dah seneng banget, anggap saja aku melampiaskan emosi rasa suka citaku . . .oya memang jam segini ustadzahku mungkin baru nyimak tahfizh di ma'had, tapi aku yakin kalau beliau baca SMS-ku, hanya entah kapan waktunya itu tak begitu penting. Yang terpenting, semoga ALLAH menyampaikan rasaku kepadanya. Aaamiiinnn :-)


Penawarku . . .

         Selesai mengkhatamkan tilawah Al-Qur'an sore tadi, kukirimkan SMS untuk ustadzahku. . . meski aku belum tau apakah bliau masih akan menjadi ustadzahku atau tidak, apakah aku benar-benar akan masuk ma'had tahfidz di Solo atau tidak. Akan tetapi, masuk atau tidak masuk ma'had tahfizh itu, aku akan tetap selalu menganggap beliau ustadzahku sampai kapanpun.

Kukirimkan risalah untuk beliau yang telah membimbingku agar dapat membiasakan tilawah yang banyak, meski belum setiap hari berhasil mencapai target yang diharapkan, tapi aku ingin memberikan kabar gembira  bahwa setiap "kalimat" dukungan, nasihat, teguran atau bahkan bantahan dari ustadzahku sangat berarti untukku . . .

Ku SMS ustadzah meski aku tau konsekuensinya:" nggak akan di balas :-) "

To: Ustadzahku Al-hanuunah
"Alhamdulillah, today 10 juz dari jam 07.30-16.30 disambi aktivitas di Merapi, sampai dibela-belain cuek tilawah di depan orang2 nasrani . .
(Bahkan aku berharap sekiranya teman2 nasrani yg sedang KKN di Merapi itu mampu merasakan nikmatnya jiwa yang terkena sentuhan ruuh Al-Qur'an, betapa tenang dan merasakan "sakinah" yang diidam-idamkan setiap insan)Al-Qur'an. . Subhaanallah memang penawar . . ."

"Termasuk penawar segala rasa di hatiku . . .
Rasa itu masih memenuhi hatiku, jiwaku, kerongkonganku, mataku dan organ2 dalam dadaku . . .


Sore itu aku tak bisa menahan diriku sendiri . . . tumpahlah segala rasa di hatiku . . .
Masjid Shelter Merapi (yang beberapa waktu lagi akan dihancurkan itu) pernah menjadi saksi pengharapanku akan sebuah penawar. . .dan kutemukan bahwa hanya kalam-Mu yang mampu menjadi penawar segala rasa di hatiku . . .


Merapi, 15 Juli 2012     23.20"  Marhaban yaa Ramaadhan wahai hatiku :-) semoga kita dapati hati yang suci untuk menyambut bulan kemuliaan ini ...aamiin :-)

Minggu, 08 Juli 2012

Hati yg selalu puassss . . .

Seperti ketika aku puassss menyelesaikan tilawah 10 juz-ku har ini, apakah itu juga rasa hati yg dimiliki para penghafal qur'an, juga ustadzahku itu . . .rasa hati yg amat tentram dan tidak khawatir dengan apapun . . .

"Siapa saja yg akhirat menjadi tujuannya, maka ALLAH akan menjadikan hatinya selalu merasa puassss . . ."

Bismillah luruskan niat karena ALLAH, aku ingin surga ALLAH aku ingin menjadi keluarga ALLAH di dunia,  aku ingin memberikan mahkota kemuliaan kepada dua ibu bapakku, aku ingin memberikan syafa'at kepada 10 orang yg kucintai, aku ingin keberkahan hidup dalam hidupku, hidup kedua orang tuaku dan hidup orang2 terkasihku dengan doa-doaku, aku ingin membantu dakwah ini . . .menjadi guru tahfizh yg menginspirasi setiap muridku untuk bercita2 dan bersemangat menghafal qur'an . . .bismillah
Kabulkanlah permohonan dan doa-doaku ini ya ALLAH . . .aamiiin

Aku ingin menghafal Qur'an . . . . . .


Alhamdulillah, hasil seleksi universitas Al-Azhar kemarin aku diterima non beasiswa, tapi aku memang sudah mengatakan bahwa jika aku tidak diterima beasiswa maka aku tidak akan berangkat, karena aku tau, pasti keberangkatanku kesana akan memberatkan orang2 yang membiayaiku, apalagi ini bukanlah kuliahku yg pertama. Setiap keputusan Allah adalah terbaik bagi hamba-Nya, dan aku yakin ALLAH telah siapkan ganti yg lebih baik bagiku. InsyaaALLAH .


Rencana selanjutnya sebenarnya aku ingin menghafal Al-Qur'an. Kata ustadzahku dalam bukunya Ust.Abdul Aziz bin AbdurRa'uf Al Hafidz, idealnya bagi orang yang sudah dewasa untuk menghafal Al-Qur'an adalah sebelum usia 25 tahun. Aku ingin masuk Ma'had Tahfizh di Surakarta. Ma'had Tahfidz ini pernah menjadi rencana dan mimpi yg kutulis dalam peta hidupku. Pasti aku akan senang sekali bisa belajar di Ma'had Tahfizh ini, apalagi disana ada Ustadzah-ku yg ketika  dulu pertama kali kami bertemu aku merasakan 'klik' dengan beliau. Aku juga tak ta kenapa hatiku ini mudah jatuh cinta dengan para ustadzah. Mungkin karena 'mereka menginspirasiku' untuk menjadi orang baik.

Aku juga ingat sebuah tulisan Ustadzah Erina, be a mother, that's its honour . . .dan persiapan pertamanya adalah menghafal qur'an. karena ibu yg memiliki hafalan qur'an akan menanamkan ayat-ayat qur'an kepada putra putrinya . . .

Saat kemarin aku berkunjung ke Ma'had tahfizh mencari informasi pendaftaran,
Ustadzah kaget melihatku. Ustadzah bilang kalau aku nyasar kok bisa sampai sana, ustadzah taukalau aku ketrima di Mesir dan UGM. Kemudian ustadzah bilang:"Ngapain disini? Sekolah sana. xixixi kututup mukaku dengan tas yg kubawa.Entah benar atau enggak, beliau menyindirku hehe . . .

Aku bilang kalau aku ingin masuk ma'had tahfizh. Beliau kaget: "Ha? kalau nggak ta' izinkan gimana?" Aku bilang:"Nggak ta' izinkan apanya? masuk ma'had antum? Mosok orang mau menghafal Qur'an kok nggak diizinkan. Astaghfirullah...."      Ustadzah menjawab: Ya seleksinya berdasarkan kesungguhan. Kalau sudah diterima nggak boleh mutus dijalan, kan banyak yg mhujat. Kujawab: Kan ustadzah pernah bilang "Ya pokoknya dicoba" Din nggak tau seberapa kemampuan Din, tapi ya pokoknya dicoba. Ustadzahku membalas: "Pokoknya dicoba maksudnya, mencoba banyak tilawah, mencoba menghafal sehari satu lembar dulu".                                                                          

        Aku tau maksud ustadzah mencoba banyak tilawah itu adalah tilawah 10 juz perhari untuk pemula yang masuk tahfizh disana. Kemudian aku menjawab: "Kalau menghafal sehari satu lembar insyaALLAH dian sudah bisa. Tapi kalau tilawah sehari 10 juz dian belum pernah nyoba. Ok deh, Din coba tilawah 10 juz malam ini. Kalau tidak bisa, dian terima ditolak masuk ma'had tahfizh antum"

Kali ini pertama kalinya aku berpayah-payah mengejar target tilawah 10 juz semalam, ternyata benar. Aku tidak bisa mengejarnya. Malam itu baru beberapa juz aku langsung ketiduran. Paginya aku mulai lagi tilawah 10 juz itu.


Dan kali ini adalah pertama kalinya dalam hidupku aku tilawah 10 juz dalam satu hari, kalau dihitung satu hari 24 jam, sebenarnya dalam sehari ini aku sudah membaca 12 juz, karena sebelum tidur aku membaca 2 juz dan bangun tidur membaca 10 juz, tapi sama ustadzah yg sebelum tidur udah nggak dihitung. Hari ini mulai dihitung hari baru. Aku tilawah mulai jam 04.30 sampai jam 10.50. Sebenarnya ustadzah Asniy mentarget dalam 6 jam aku bisa tilawah 10 juz, tapi ternyata waktunya kurang. Aku tilawah 10 juz memerlukan waktu 6 jam 20 menit.


Sebenarnya ditengah perjalanan tadi sempat mau nyerah, hatiku sibuk, rasanya berat banget, tapi ustadzah  bilang: "Tu kan baru segitu udah nyerah . . .", kemarin memang bliau bilang kalau seleksinya berdasarkan kesungguhan, kalau diterima beneran nggak mutus di jalan, dicoba tilawah yg banyak dan latihan menghafal 1 lembar sehari dulu untuk ukur kesanggupan. Bukan berarti masuk ma'had hanya sebagai coba2. Bikin pusing gurunya."kata beliau.xixixi. yang artinya bahwa kalau aku masuk tahfizh kemudian mutus di jalan sebelum lulus ujian 30 juz, ustadzahku bakalan ikut pusing. Hehehe

Teruslah membaca jika Azzam itu ada,
berhenti disini jika tiada anganmu kesana,
selalu dan selalu mengingatkan,
gambaran surga tertinggi yang dipenuhi dipan-dipan indah . . .

Akhirnya aku tidak menyerah, kulanjutkan bacaanku hingga akhir. Alhamdulillah bisa. Dan ketika selesai 10 juz itu, rasanya hatiku yg sebelumnya sibuk dan bayak pikiran menjadi tenang, rasanya lebih baik, lebih nyaman, lebih tentran, lega dan puasss . . . .mungkin itu yg dimaksud Ibu Nunung Bintari dalam seminar menjadi guru dan orang tua luar biasa di UIN kemarin bahwa:"Pengaruh al-Qur'an itu sangat dahsyat...luar biasa..." Subhaanallah...kali ini aku begitu merasakannya . . .

Ku SMS ustadzahku: "Sudah selesai 10 juz. jazaakillahu khairan, ini adalah pertama kali dalam hidupku aku bisa tilawah sebanyak ini. Nggak pernah nyangka . . ."

Aku menyampaikan padanya juga bahwa setelah selesai membaca 10 juz itu hatiku jadi lebih tentram, lebih nyaman dan lebih puass....dan rasanya sekarang aku memang mantap untuk memilih menghafal Al-Qur'an.
Aku ingin mempersiapkan diriku menjadi seorang ibu yg di dadanya tertanam ruhhh al-qur'an . . .semoga keputusanku ini membawa keberkahan bagi diriku, hidupku kedepan, orangtuaku, keluargaku, sahabat2ku, saudara2ku dan umat Islam. aamiiin . . .






Ya ALLAH . . .berilah aku sebuah hati yang sungguh mencintai-MU, sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-MU, bukan mencintainya sekedar cintaku . . .